
Transamerica dikemas dengan gaya road movie yang sangat asik untuk diikuti. Proses perpindahan dari satu tempat menuju ke tempat lain yang diikuti dengan perubahan (kecil maupun besar) pada karakter selama proses tersebut berlangsung adalah kekuatan utama dari film yang menggunakan gaya seperti ini. Akting serta dialog di Transamerica sama kuatnya. Karakter Stanley/Bree mampu menuai simpati secara natural. Demikian juga dengan karakter Toby yang digambarkan sangat cuek dan memiliki emosi yang meledak-ledak khas anak muda 'bermasalah'. Interaksi keduanya begitu hidup dan mampu memberi nuansa tersendiri dalam film ini. Meskipun hanya berkutat seputar dua tokoh utama tersebut, Transamerica jauh dari kesan membosankan. Pada beberapa bagian, ditampilkan (((humour syegar))) yang asiknya dikemas dengan sangat alami dan tidak terkesan nge-judge atau memperolok keputusan Stanley untuk 'berubah' menjadi Bree. Di bagian lain, kesan emosional sangat ditonjolkan dan berpotensi menyulut tetes air mata tanpa disadari. Film yang lumayan berisi pesan moral tanpa terkesan menggurui. Judul film ini sendiri sangat menarik bagi saya karena terkesan memainkan kata-kata dan dapat menyampaikan premis film secara cukup efektif. Secara keseluruhan, Transamerica adalah film yang cukup menggugah perasaan tanpa harus menjadi cengeng, pun menggugah kesadaran bahwa cinta itu universal dan siapapun bisa (berusaha) menjadi orang tua yang (lebih) baik. Film ini layak saya sandingkan dengan Le Grand Voyage, Little Miss Sunshine, atau Rain Man. Kalian bisa mendapatkan film ini di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar