Selasa, 21 Oktober 2014

Fright Pack

Hai. Halo. Jumpa lagi dengan saya. Ok. Langsung saja. Review kali ini tampil agak sedikit berbeda dari review-review sebelumnya. Biasanya, saya hanya membahas satu judul film saja. Namun kali ini, menyambut datangnya perayaan Halloween, saya akan membahas, tidak hanya satu, tidak dua, namun enam judul film sekaligus! (kalimat ini terdengar sounds like iklan produk panci multifungsi, ya. Ya sudahlah). Sebetulnya, agak sulit bagi saya untuk merekomendasikan film horror apa saja yang layak untuk kalian tonton pada kesempatan Halloween tahun ini. Namun setelah mengingat-ingat dari sekian sedikit judul film horror yang pernah saya tonton beberapa tahun belakangan, akhirnya saya memutuskan untuk memilih keenam judul berikut sebagai film horror yang saya rekomendasikan untuk Halloween tahun ini. Daftar ini tidak berupa urutan. Jadi, satu film tidak berarti lebih baik ketimbang film yang lain. Ya sudah. Tanpa berbasa basi lagi. Inilah…

1. The Innkeepers

Salah satu tema yang boleh dikatakan cukup ‘usang’ dalam genre horror adalah tempat angker atau haunted place. Meski tema ini sudah sangat klise, The Innkeepers mampu mengolah tema ini menjadi suatu sajian horror yang tidak hanya lebih menarik, namun juga sangat brilian. Saya masih ingat bagaimana saya baru menyadari cerdasnya plot film ini setelah menonton film ini untuk kedua kalinya. Secara umum, cerita di The innkeepers berpusat pada dua orang penjaga penginapan. Penginapan ini dikenal akan sejarah serta reputasinya sebagai penginapan yang angker. Menit-menit awal kalian mungkin akan mengira bahwa film ini hanyalah film horror tentang haunted place yang standar, sama seperti halnya dengan saya. Yeah, right. Haunted place. What so special ‘bout it, eh? Paling juga tentang kejadian-kejadian aneh, roh penasaran, dsb, dsb, right? Akan tetapi qi sanaque, ternyata cerita bergulir semakin intens dan diakhiri dengan ending yang sangat memukau. The Innkeepers memang film horror ‘kecil’. Cenderung minimalis. Namun kekuatan terbesar film ini ada pada plotnya. Tentang bagaimana menampilkan suatu tema yang sudah terlalu biasa dengan menggunakan kemungkinan yang jauh lebih plausible. Film ini tidak hanya berfokus pada rasa takut, namun lebih menyoroti efek dari rasa takut tersebut. Dan semuanya jadi masuk akal setelahnya, yang mana hal ini bagi saya justru lebih menakutkan. Suatu nilai lebih yang mungkin tidak kalian temukan di film horror lain dengan tema serupa. Jika kalian mencari film horror bertema haunted place namun dengan detail yang sangat rapi, The Innkeepers sangat saya rekomendasikan. Dapatkan filmnya di sini.

2. Ils a.k.a Them

Tema home invasion juga menjadi salah satu tema favorit saya untuk genre horror. Dari Perancis, ada Ils atau yang juga dikenal dengan judul Them. secara garis besar, Ils memiliki plot yang tidak jauh berbeda dengan plot film horror/thriller bertema home invasion lain yang juga menjadi favorit saya, The Strangers. Bila kalian menggemari tema home invasion, Ils punya segalanya. Plot yang intens, momen-momen menegangkan, hingga ending yang mungkin sedikit mengejutkan. Film ini memang mengangkat tema ‘basi’ untuk genre horror, namun dikemas dengan sangat baik. Sinematografi serta ilustrasi musik latar yang digunakan mampu membangun atmosfir mencekam sepanjang film dengan sangat efektif. Penokohan yang natural menjadikan film ini semakin beliveable dan mencekam. Durasi filmpun dipangkas dengan tepat. Alur memang agak sedikit lambat di bagian awal, namun langsung menanjak menjadi marathon adrenalin penuh kengerian pada bagian-bagian berikutnya. Beberapa bagian hadir dengan elemen kejutan yang cukup ampuh untuk membuat tangan anda mencengkeram bantal sedikit lebih keras atau bahkan mengumpat tertahan. Silakan dapatkan filmnya di sini.

3. Lake Mungo

Film horror ‘kecil’ bergaya mockumentary dari Australia. Dalam Lake Mungo, kalian akan diajak menyelami berbagai kejadian supranatural yang muncul di seputar sebuah keluarga yang sedang berada dalam masa berkabung. Plot film ini cukup sederhana. Seorang remaja perempuan tewas tenggelam dan keluarganya merasa sangat kehilangan. Rasa kehilangan yang sangat mendalam ini kemudian disusul dengan munculnya berbagai kejadian yang tak dapat dijelaskan dengan akal sehat. Keluarga inipun kemudian meminta bantuan seorang paranormal. Melalui investigasi, ditemukan fakta mengejutkan tentang remaja perempuan yang tewas tersebut. Lake Mungo menggabungkan elemen misteri dan supranatural secara tepat. Meskipun ditampilkan dengan menggunakan gaya mockumentary, percayalah, Lake Mungo jauh lebih bagus ketimbang Paranormal Activity bersaudara yang kian membosankan itu. Gaya mockumentary pada film ini digunakan dengan bijaksana sehingga mampu memperkuat plot dan atmosfir film secara optimal. Hal lain yang menarik dari Lake Mungo adalah closing creditnya. Salah satu closing credit terbaik untuk genre horror yang pernah saya lihat sejauh ini. Kalian bisa mendapatkan film ini di sini.

4. Triangle

Bukan. Ini bukan film horror tentang obsesi kaum hipster terhadap bentuk geometri segitiga. Triangle adalah film horror/thriller dari Inggris dengan bumbu misteri yang cukup kental serta twisty. Film ini menceritakan tentang sekelompok orang yang pergi berlibur dengan menggunakan yacht. Tiba-tiba, di tengah laut muncul badai misterius yang mendamparkan yacht yang mereka tumpangi di dekat sebuah kapal pesiar. Merekapun naik ke kapal pesiar tersebut dan kejadian-kejadian anehpun mulai bermunculan. Sekilas, Triangle mungkin terlihat seperti film horror biasa dengan setting kapal berhantu. Meski demikian, seiring bergulirnya cerita, muncul berbagai detail menarik yang akan menggiring kalian ke ending yang cukup mengejutkan. Plot bergulir dengan cukup intens. Ada berbagai kejutan baru yang muncul seiring berjalannya film yang berpuncak pada ending yang cukup 'holy shit!'. Triangle memadukan unsur kengerian thriller dan misteri penuh twist dengan sangat piawai. Bosan dengan film horror/thriller bertema kapal berhantu biasa? Triangle bisa jadi alternatif tontonan di Halloween tahun ini. Kalian bisa mendapatkan film ini di sini.

5. Trick ‘r Treat

Jika kalian mencari film horror dengan kemasan multiplot, Trick ‘r Treat bisa menjadi pilihan yang layak untuk dipertimbangkan. Di film ini, ada lima cerita yang terpisah namun juga saling berhubungan yang menggunakan elemen-elemen horror yang sudah tak asing lagi, mulai dari psikopat, urban legend, bahkan hingga makhluk-makhluk mitos mengerikan. Film ini tidak hanya menampilkan elemen horror secara baik, namun juga sangat menyenangkan untuk disimak. Tipikal film Halloween yang cocok untuk disaksikan beramai-ramai bersama teman-teman kalian sembari menikmati minuman beralkohol tanpa menyadari bahwa ada sesosok bayangan yang sedang mengintai kalian dari balik jendela. Plot yang terjalin dengan rapi, detail yang cukup memukau, beberapa twist mengejutkan, serta sedikit bumbu humor yang digarap dengan sangat menarik menjadikan Trick ‘r Treat sebagai salah satu film horror yang ‘Halloween banget’. Film ini memberikan nuansa kengerian serta menyenangkan dalam porsi berimbang. Dari segi teknis, Trick 'r Treat berhasil memadukan rangkaian gambar-gambar indah dengan pergerakan kamera yang efektif sehingga mampu membangun atmosfir mencekam serta puitis dalam satu sajian yang sangat sayang untuk dilewatkan. Silakan dapatkan filmnya di sini.

6. Here Comes the Devil

Ini adalah sebuah film horror/suspense asal Mexico yang di luar dugaan saya ternyata cukup layak simak. Meskipun dikemas dengan gaya yang sepintas terkesan ‘murahan’, Here Comes the Devil terbukti memiliki kekuatan yang cukup besar sebagai film horror. Cerita berfokus pada pasangan suami istri muda yang kehilangan kedua anak mereka pada saat bertamasya. Singkat kata, pihak berwajib berhasil menemukan kedua anak tersebut dan mengembalikan mereka kepada kedua orangtuanya. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, sang ibu mulai menyadari keanehan-keanehan yang ditunjukkan oleh kedua anaknya. Kedua anak tersebut terkesan ‘berbeda’. Apa yang sesungguhnya telah terjadi? Here Comes the Devil lebih berfokus pada misteri serta atmosfir mencekam. Mungkin tidak terlalu mengerikan sebagai film dengan genre horror. Meski demikian, plot yang ditampilkan dalam film ini cukup menarik untuk diikuti. Ada sedikit unsur sex/nudity serta gory, namun kedua hal tersebut bukanlah jualan utama film ini. Ending film cukup mengejutkan meskipun tergolong agak standar untuk film bergenre horror. Jika kalian mencari alternatif film horror dengan nuansa yang sedikit ‘aneh’ ala b-movie cult era 70an atau 80an, film ini layak kalian jadikan pilihan. Kalian bisa mendapatkan film ini di sini.

Demikianlah keenam film yang saya rekomendasikan untuk menemani kalian pada perayaan Halloween tahun ini. Oya, format tulisan seperti ini mungkin akan muncul kembali di lain waktu dengan tema-tema khusus lainnya. Ya udah gitu aja. Hhe…


Minggu, 12 Oktober 2014

Frank


Extraordinary movie deserves extraordinary review. So here it is. In 140 characters or less...

pseuDony @dony_iswara - 3h
1. Frank adala sala satu hal paling ter-holy-shit yang terjadi dalam kehidupan saya seminggu terakhir. Film ini berhasil menggugah jiwa seni

pseuDony @dony_iswara - 3h
2. berbicara tentang seni yang (((art))), Frank mencoba untuk melangkah ke titik yang mungkin bisa dikatakan cukup fresh. Brilian. Inofative

pseuDony @dony_iswara - 3h
3. sekilas, plot Frank mungkin akan terasa biasa saja. Cuma sekumpulan orang yang mencoba untuk membuat musik dan berharap orang lain ikut m

pseuDony @dony_iswara - 3h
8. namun bila ditilik lebi mendalam, Frank mencoba menggasak konsep kekinian yang mungkin suda terlalu kekini kinian sehingga tida lagi menj

pseuDony @dony_iswara - 3h
13. adala Jon, seorang pemuda pekerja kantoran dengan kehidupan yang suram namun senang mencipta lagu yang (sayangnya) ‘jelek’ dan tida pern

pseuDony @dony_iswara - 3h
14. Jon sangat yakin bahwa dia ‘berbakat’ dalam musik. Namun kenyataan berkata lain. Kenyataan berkata, “Jon! Cuci kaki, minum susu, lalu ti

pseuDony @dony_iswara - 3h
34. hingga akhirnya Jon bertemu dengan sebua band eksentrique nan eksperimentique bernama "Soronprfbs". Adapun Soronprfbs memiliki empat ora

pseuDony @dony_iswara - 3h
42. ada Clara, semacam pemain instrumen synthesizer dan efek efek ane. Karakter Clara sedikit bossy, songong, terkadang neurotique yang mana

pseuDony @dony_iswara - 4h
61. lalu ada duet france bernama Baraque dan Nana yang masing masing bermain gitar dan drum. Kedua pasangan ini memiliki porsi yang cukup si

pseuDony @dony_iswara - 4h
70. dan tentu saja ada Frank, pemimpin gerombolan. Sesosok karakter yang enigmatic, artsy, tida terdefinisikan, spontaneous, kekanakan, mist

pseuDony @dony_iswara - 4h
71. band ini dibimbing ole seorang manager bernama Don, yang sangat memuji Frank sebagai sala satu keajaiban musical abad ini dan bersobsesi

pseuDony @dony_iswara - 4h
72. Jon ditarik bergabung dengan Soronprfbs sebagai kebordis setela kibordis sebelumnya mencoba bunu diri dengan menenggelamkan diri ke laut

pseuDony @dony_iswara - 4h
88. awalnya Jon susah beradaptasi dengan personil Soronprfbs yang sangat eksentric dan artsee. Namun berkat ketabahan dan kepercayaan diriny

pseuDony @dony_iswara - 4h
89. Merekapun mulai merekam album baru di sebua pondok di tenga hutan. Proses kreatif berjalan cukup alot layaknya daging qurban sisa dua mi

pseuDony @dony_iswara - 4h
94. selama proses penggarapan album, Jon mulai mengenal personil lain secara lebi mendalam, terutama Clara dan Frank. Jon juga merekam prose

pseuDony @dony_iswara - 4h
105. rekaman proses rekaman tersebut diunggah ke youtube dan mendapat ‘banyak’ hits. Jon termotivasi. Dia ingin membuat Soronprfbs terkenal,

pseuDony @dony_iswara - 4h
110. ternyata ‘niat baik’ Jon tida bisa berjalan mulus. Ada sesuatu yang kurang pas. Nasib band pun dipertaruhkan. Sejauh mana Jon akan meng

pseuDony @dony_iswara - 4h
129. secara garis besar, Frank bercerita tentang musik dan obsesi manusia terhadap musik, dalam hal ini ‘anak band’. Soronprfbs adala band e

pseuDony @dony_iswara - 4h
130. layaknya film tentang band, Frank dipenuhi dengan lagu lagu dari Soronprfbs yang tida hanya unik, artsy, namun juga sangat estetis bagi

pseuDony @dony_iswara - 4h
133. tida berlebihan bila musik disebut sebagai kekuatan terbesar dalam film ini. meski demikian, aspek teknis lainnya juga digarap dengan b

pseuDony @dony_iswara - 4h
143. komposisi gambar, palet warna, pencahayaan, pergerakan kamera, sudut pengambilan gambar, semuanya tercipta dengan indah bagai rumput te

pseuDony @dony_iswara - 4h
149. selain musik, fokus utama film ini tentu saja karakter Frank yang begitu memorable. Intonasi bicara serta gesture tokoh ini mampu membu

pseuDony @dony_iswara - 4h
167. karakter Frank bagaikan oase di padang pasir, bagai sekeping toblerone dalam martabak, bagaikan angin segar di blantika musik Indonesia

pseuDony @dony_iswara - 4h
213. karakter Jon dan Clara pun tida kalah pentingnya. In fact, bahkan kedua orang prancis itu juga memiliki andil penting dalam plot film i

pseuDony @dony_iswara - 4h
266. kemasan filmpun ditampilkan dengan sangat menarik. Bagaikan sepeda roda tiga yang terbuat dari kulit rusa. Frank disajikan dengan alur

pseuDony @dony_iswara - 4h
291. ada banyak momen humor kering atau lelucon awkward atau potongan dialog wtf atau adegan yang fak fak fak dalam Frank yang kesemuanya me

pseuDony @dony_iswara - 4h
390. intinya, bila kalian menyukai musik yang katanya eksperimental, atau suka dengan karakter karakter eksentrik, Frank sangat saya rekomen

pseuDony @dony_iswara - 4h
5625. demikian kultweed saya mengenai standar kekinian dalam bermusik: sebua telaah dengan sudut pandang yadda yadda bla bla bla wasweswos…

pseuDony @dony_iswara - 4h
77782019. silakan dapatkan film ini di sini