Kamis, 15 Mei 2014

Fuck

Dokumenter. Di satu sisi, genre ini bisa jadi sangat serius, penuh tendensi, serta mengangkat isu 'berat' yang 'meresahkan' masyarakat. Pemanasan global, krisis bahan bakar, masalah sampah, serta pembantaian lumba-lumba, adalah beberapa contoh tema dokumenter dengan konten serta pembahasan yang cukup membuat depresi. Di sisi lain, dokumenter bisa tampil dengan kesan 'main-main' yang cukup kental, meski pokok bahasan tetap saja merupakan sesuatu yang (mungkin saja) serius. Dokumenter berjudul Fuck ini masuk ke dalam kategori kedua tersebut.
Fuck. Dokumenter ini merupakan salah satu dokumenter favorit saya sejauh ini. Saya pernah melihat/membaca bahwa kata ini merupakan kata yang istimewa dalam Bahasa Inggris. Kata 'fuck' bisa digunakan untuk menggambarkan berbagai ekspresi mulai dari rasa sakit, amarah, rasa senang, bahkan hingga kesedihan. Kata 'fuck' juga bisa menyandang berbagai fungsi dalam kalimat mulai dari kata kerja, kata benda, kata seru, kata keterangan, bahkan hingga kata sambung. Lalu sebenarnya seberapa besar peranan kata ini dalam membangun (so-called) kebudayaan modern? Apa yang membuat kata 'fuck' menjadi begitu dicintai sekaligus dibenci? Mengapa beberapa orang bisa begitu sering menggunakan kata ini sementara beberapa lainnya justru mati-matian menghindari penggunaan kata ini? Semuanya diangkat dalam film dokumenter yang 'jujur' ini. Sebuah dokumenter yang membahas mengenai segala 'mitos' serta 'kontroversi' seputar asal-usul kata 'fuck', penggunaannya, serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Ada banyak tokoh 'besar' serta orang-orang dari berbagai bidang profesi yang diwawancarai seputar kata 'fuck' di dokumenter ini. Beberapa memberikan respon yang cukup serius, sementara beberapa lainnya memberikan respon yang mungkin bisa membuat kalian tertawa. Sejauh ini, Fuck mungkin tetap menjadi satu-satunya dokumenter yang benar-benar mengupas kata ini secara menarik, tidak membosankan, namun tetap informatif, walau sebenarnya masih banyak yang bisa lebih dieksplor lagi.
Terlepas dari isinya yang memang sangat menggugah selera, Fuck juga dikemas secara apik baik dari segi visual, editing, maupun audio. Dokumenter yang mungkin bisa mengubah persepsi sebagian orang yang menganggap genre ini sebagai genre yang membosankan, penuh data statistik, dan istilah-istilah keilmuan yang kurang 'merakyat'. Kalian bisa mendapatkan film ini di sini.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar