Minggu, 11 Mei 2014

The World's Fastest Indian

"Anda punya mimpi?"
Tenang. Jangan khawatir. Saya tidak akan menulis tentang bagaimana bisnis MLM telah membantu saya meraih impian saya. Alih-alih membahas tentang proses menggapai impian ala bisnis MLM, saya lebih tertarik membicarakan tentang perjuangan seorang kakek tua yang mencoba untuk mewujudkan impiannya menjadi manusia tercepat di daratan. Tema inilah yang diangkat ke dalam The World's fastest Indian, sebuah biopic sederhana tentang pribadi sederhana yang mencoba meraih impian yang tidak sederhana. Burt Munro nama kakek tua itu. Dia tinggal di sebuah gubuk bersama motor tuanya, si Indian keluaran 1920. Di kotak berukuran kecil itulah Burt tidur, makan, dan memoles si Indian. Tentu saja seadanya karena penghasilan Burt hanyalah uang tunjangan dari pemerintah. Untunglah Burt bisa membuat onderdil motor sendiri dengan cara melebur onderdil bekas lalu membentuknya menjadi onderdil baru. Burt dianggap sebagai seorang kakek tua yang eksentrik (dan agak sedikit menyebalkan) oleh sebagian besar tetangganya, para penduduk kota kecil bernama Invercargill yang terletak di Selandia Baru. Kebanyakan dari mereka tidak memahami jalan pikiran Burt dan tidak terlalu perduli dengan apa yang dilakukan oleh kakek tua itu. Hanya ada satu orang yang dekat dengan Burt. Seorang anak laki-laki bernama Tom. Hanya Tom yang bisa memahami dan merasa tertarik dengan impian Burt, untuk menjadi yang tercepat saat menunggangi si Indian di Bonneville Salt Flats, Utah. Singkat kata, Burt membulatkan tekadnya untuk berangkat ke Utah dan menggadaikan gubuknya untuk mendapatkan biaya perjalanan. Dimulailah petualangan Burt dari Invercargill menuju Bonneville. Sepanjang perjalanan, Burt bertemu banyak karakter yang rata-rata dibuat heran bercampur kagum dengan kesederhanaan (baik perbuatan maupun cara berpikir) kakek tua itu.  Burt juga harus berurusan dengan penyakit jantung yang dideritanya sejak lama.
Kesan sederhana benar-benar ditampilkan baik lewat visual maupun lewat alur cerita The World's Fastest Indian. Meski demikian, justru kesederhanaan inilah yang membuat film ini memiliki kesan yang begitu kuat. Burt Monro diperankan dengan sangat pas oleh Anthony Hopkins yang terlihat begitu sadar bahwa fokus utama film ini adalah karakter yang diperankannya. Gestur, gaya bicara, serta ekspresinya betul-betul menghidupkan karakter Burt. Karakter-karakter lain yang ditemui Burt sepanjang perjalanannya juga cukup memorable. Beberapa bagian pada cerita cukup mengharukan dan mampu (((menggetarkan sukma))). Pada bagian lain, tingkah serta pola pikir Burt yang kelewat sederhana mampu memancing senyum secara cukup efektif. Bagian ending mungkin agak terkesan sedikit terlalu didramatisir. Namun tak mengapa. Ya. Sederhana itu indah, kata beberapa orang. Bila kalian membutuhkan tontonan yang bisa menginspirasi, The World's Fastest Indian bisa kalian jadikan pilihan. Ibarat permen, film ini manis tanpa perlu membuat gigi menjadi sakit. Bahwa impian tidak mengenal batas usia maupun letak geografis. Kira-kira demikian. Silahkan dapatkan filmnya di sini.            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar