Minggu, 04 Mei 2014

The Tunnel

Gaya found footage atau mockumentary memang semakin populer digunakan pada genre horror belakangan ini. Tadi siang, saya baru saja menonton The Tunnel, sebuah film horror/thriller asal Australia, berbudget (lumayan) kecil, dan kebetulan digarap dengan menggunakan pendekatan atau gaya mockumentary. Terlepas dari teknik distribusi serta promosinya yang cukup 'sensasional' (The Tunnel didistribusikan secara gratis lewat BitTorrent. Film ini juga menggunakan sistem crowdfunding untuk mendapatkan budget. Nama-nama partisipan crowdfunding tersebut didesain sedemikian rupa pada poster film.), The Tunnel merupakan film horror yang cukup menarik menurut saya. Secara garis besar, The Tunnel bercerita tentang Natasha Warner, seorang perempuan muda yang kebetulan berprofesi sebagai jurnalis. Dibantu oleh ketiga temannya, Peter Ferguson, Steve Miller, dan Jim 'Tangles' Williams, Natasha melakukan semacam investigasi atau kegiatan peliputan mengenai jalur terowongan yang berada di bawah kota Sidney. Seperti film horror kebanyakan, terowongan ini (haruslah) memiliki sejarah yang 'kelam', pernah digunakan semasa Perang Dunia II, misalnya. Dan seperti film horror kebanyakan, keempat orang tersebut (haruslah) menemukan sesuatu yang mengerikan di terowongan tersebut, sesuatu yang tidak mereka duga sebelumnya. Formula seperti ini sudah jadi semacam hukum wajib di film-film horror bertema ekspedisi/investigasi/perjalanan. Sepintas, premis The Tunnel mungkin akan mengingatkan kalian pada [REC] versi Spanyol yang (cukup) fenomenal itu. Pun teknik pengambilan gambar di The Tunnel juga tidak berbeda jauh dengan [REC], menggunakan teknik kamera handheld dan night vision. Untungnya, kualitas The Tunnel secara keseluruhan tidak terlalu mengecewakan. Cerita yang disajikan cukup intens dengan titik-titik kejutan yang cukup efektif. Penggunaan beberapa rekaman atau footage asli juga cukup efektif dalam membangun atmosfir cerita secara keseluruhan. Ditambah lagi dengan adegan-adegan wawancara yang dilakukan pada dua tokoh utama. Sekitar setengah jam awal film mungkin berpotensi sedikit membosankan. Ketegangan baru dimulai pada sekitar menit ke-empatpuluh. Akting lumayan solid dan dialog cukup tertata rapi dan tidak terlalu terkesan didramatisir. Secara keseluruhan, The Tunnel saya nilai cukup sukses mengemban misinya sebagai horror mockumentary/found footage dan tidak (terlalu) terjebak dalam klise sub-genre ini. Bukan suatu hal yang baru, namun setidaknya dapat dikemas dengan baik. Jika kalian suka [REC], The Blair Witch Project, atau bahkan Paranormal Activity yang pertama, The Tunnel layak untuk kalian simak. Film ini bisa didapatkan di sini.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar