Senin, 10 Oktober 2016

Fright Pack 2: Road to Damnation

Oktober 2014 yang lalu saya pernah menulis daftar yang berisi review singkat enam judul film horror yang saya rekomendasikan untuk anda saksikan ketika merayakan Halloween. Tahun ini saya memutuskan untuk membuat semacam sekuel atas daftar di tahun 2014 tersebut. 

Sama seperti daftar pendahulunya, daftar kali ini juga berisi 6 judul film horror dengan tema, gaya, serta nuansa yang cukup bervariasi. Daftar kali ini juga tidak berdasarkan urutan. Artinya, film yang satu tidak berarti lebih baik dibandingkan film yang lain. 
 
Tanpa berlama-lama lagi, inilah~

Mum & Dad (2008)

Daftar ini saya buka dengan sebuah film horror low budget asal UK. Film horror yang satu ini bisa dianggap (((membawa angin segar))) ke dalam sub genre torture porn. Meski tergolong low budget, Mum & Dad digarap dengan sangat baik sehingga menghasilkan suatu tontonan yang sangat sangat menyenangkan bagi penggemar horror. Mengingat film ini bergenre torture porn, saya tekankan bahwa ada banyak sekali adegan yang menampilkan brutality dan gore. Jadi, bagi anda yang kurang nyaman dengan adegan-adegan kekerasan ekstrem yang melibatkan berliter-liter darah, potongan tubuh, dan luka yang menganga, anda sudah diperingatkan. 

Plot film ini sendiri menurut saya cukup menarik. Cerita berfokus pada sebuah keluarga ‘unik’ yang terdiri dari bapak, ibu, dan dua orang anak yang hidup dan tinggal di bandara. Mereka hidup dari berbagai barang yang mereka pungut di sekitar bandara. Suatu ketika, seorang perempuan muda bernama Lena secara tidak sengaja terseret masuk ke dalam kehidupan keluarga tersebut dan menemukan kenyataan mengerikan mengenai keluarga tersebut yang sungguh di luar dugaan. 

Mum & Dad tidak didukung oleh casts ternama namun aktor dan aktris yang tampil di sini mampu memberikan performa yang cukup layak dipuji. Plot juga dikembangkan dengan sangat baik untuk ukuran torture porn, tidak hanya berbekal adegan sadis namun juga mampu menampilkan ketegangan dan beragam situasi pelik tanpa terlihat terlalu dibuat-buat. Karakter-karakter yang muncul di film ini juga sangat menarik, terutama karakter anggota keluarga yang menjadi sorotan utama di film ini. Pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan ‘keluarga tak biasa’ di film ini pun boleh dibilang cukup segar dan tidak terlalu terjerumus ke dalam klise. Ditambah dengan bumbu dark comedy khas British menjadikan Mum & Dad sebagai tontonan yang tepat untuk disaksikan bersama teman-teman anda saat Halloween. A perfect combination of fear, fun, and fucked-up. Silakan dapatkan filmnya di sini.

The Visitor (1979)

Film kedua dalam daftar ini adalah sebuah masterpiece horror cult yang mungkin agak underrated. The Visitor adalah film horror yang mengedepankan unsur teror dan nuansa aneh. Selain itu, film ini juga mencampurkan komposisi sci-fi dan occultism ke dalam plot yang menghasilkan suatu sajian horror yang cukup unik dan berbeda dengan film-film horror kebanyakan. 

Plot The Visitor berpusat pada seorang anak perempuan bernama Katie yang memiliki kekuatan spesial. Katie tinggal bersama ibunya, seorang janda yang sedang dekat dengan seorang pria pemilik tim basket ternama. Pria ini bermaksud menikahi ibu Katie. Katie pun selalu membujuk ibunya agar mau menikahi sang pria. Ternyata, ada suatu agenda besar yang melibatkan kekuatan jahat yang “out of this world” di balik rencana pernikahan ini. Di lain pihak, seorang pria tua yang dikenal sebagai The Visitor berusaha untuk mengalahkan kekuatan jahat yang bersembunyi di balik semua peristiwa yang melibatkan Katie. Siapakah Katie sebenarnya? Mampukah The Visitor menyelamatkan Katie dan ibunya? 

Bila anda kebetulan merupakan penyuka film horror yang cukup taat, plot The Visitor akan sedikit mengingatkan anda pada masterpiece horror lainnya yaitu Rosemary’s Baby (1968). Sosok demonic child yang ditampilkan dalam wujud Katie juga sedikit banyak akan mengingatkan anda pada Damien di The Omen (1976). Sebagai salah satu horror klasik yang memiliki status cult yang cukup besar, The Visitor sangat cocok bagi anda yang menyukai film horror dengan kengerian yang bernuansa aneh. Dari segi sinematografi, film ini memiliki beberapa adegan yang cukup memukau secara visual untuk ukuran film tahun 70an. Didukung dengan score yang bergaya psychedelic/boogie yang cukup ikonik, The Visitor saya rasa cukup layak untuk menemani anda saat merayakan Halloween nanti. Anda bisa mendapatkan film ini di sini.

Starry Eyes (2014)

Salah satu sub genre horror yang cukup saya sukai adalah body horror. Sutradara senior yang sering diidentikkan dengan sub genre ini adalah David Cronenberg. Starry Eyes adalah salah satu film horror yang bisa dimasukkan ke dalam kategori body horror yang menurut saya paling menarik selama lima tahun belakangan. Film horror yang satu ini tidak hanya bisa menampilkan degenerasi tubuh secara baik namun juga hadir dengan plot yang lumayan segar untuk sub genre yang satu ini. 

Starry Eyes menceritakan tentang kehidupan seorang perempuan muda bernama Sarah. Sarah sehari-hari bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran cepat saji. Kehidupan Sarah bisa dibilang cukup menyedihkan. Sarah juga memiliki kebiasaan buruk yang dia lakukan ketika dia merasa tertekan atau gelisah. Di balik kehidupannya yang biasa-biasa saja, Sarah memiliki obsesi untuk menjadi bintang film terkenal. Suatu saat, dia mendapat panggilan audisi dari sebuah PH yang ingin membuat film. Tanpa dia sadari, PH tersebut ternyata memiliki maksud tersembunyi yang akan mengubah kehidupan Sarah secara drastis. 

Starry Eyes berkutat dengan premis sederhana. Apa yang rela anda korbankan untuk mendapatkan ketenaran? Apa anda rela melakukan apapun, literally anything, untuk mewujudkan obsesi anda menjadi seorang bintang? Menariknya, premis ini bisa dikembangkan dengan sangat baik melalui medium horror, dalam hal ini body horror, dengan melibatkan plot seputar okultisme dan pembunuhan. Seperti juga dengan film body horror kebanyakan, Starry Eyes juga memiliki porsi adegan-adegan yang cukup menjijikkan, yang tentu saja berkaitan dengan degenerasi tubuh. Untuk ukuran film horror indie, Starry Eyes memiliki production value yang cukup bagus. Plot yang solid, karakterisasi yang kuat, serta sinematografi yang digarap serius. Adegan-adegan yang melibatkan ‘cedera’ pada tubuh di Starry Eyes juga dikerjakan dengan efek khusus yang tidak terkesan murahan. Film ini bisa didapatkan di sini.

Creep (2014)

Salah satu film horror paling menarik yang saya tonton baru-baru ini adalah Creep. Film horror yang satu ini digarap dengan gaya mumblecore yang sangat kental. Di sisi lain, Creep juga menggunakan elemen found footage, salah satu gaya yang cukup menonjol di ranah perfilman horror beberapa tahun belakangan. Kendati demikian, film horror low budget yang satu ini mampu mengolah tema found footage menjadi suatu sajian yang cukup segar dan tidak terperangkap dalam klise found footage yang cenderung membosankan dan mudah ditebak. 

Film ini berfokus pada dua karakter utama, Aaron dan Josef. Aaron adalah seorang pemuda yang sedang mencari penghasilan tambahan. Suatu hari, Aaron menjawab iklan di Craiglist yang menawarkan pekerjaan dengan upah yang cukup menggiurkan. Meski benaknya dipenuhi dengan pertanyaan, akhirnya Aaron memutuskan untuk menemui Josef, pria yang memasang iklan pekerjaan tersebut. Dari awal Aaron memang sudah merasa agak sedikit aneh dengan lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh Josef. Ketika akhirnya bertemu dengan Josef, Aaron semakin merasa ada yang tidak beres dengan orang yang menawarinya pekerjaan. Belum lagi dengan detail pekerjaan yang cukup aneh dan menimbulkan berbagai kecurigaan. Semakin lama, Aaron semakin menemukan banyak keanehan pada sosok Josef. Hingga akhirnya Aaron menemukan kenyataan yang cukup mengejutkan tentang Josef. Namun semua sudah terlambat. 

Creep boleh dibilang sebagai film horror tanpa elemen horror yang signifikan. Tidak ada adegan sadis di film ini. Tidak ada darah atau makhluk mengerikan. Tidak ada adegan yang benar-benar menyajikan sesuatu yang menakutkan secara eksplisit. Kengerian yang dimunculkan Creep murni bersumber dari situasi-situasi aneh yang disturbing. Tapi justru di sini kekuatan film horror yang satu ini. Terror yang dibangun secara perlahan diamini dengan ending yang cukup mengejutkan. Bila anda termasuk penyuka film horror namun merasa takut bila harus menonton film horror, Creep bisa jadi pilihan yang tepat untuk anda. Film ini bisa didapatkan di sini.

Behind the Mask: The Rise of Leslie Vernon (2006)

Beberapa film horror dibuat sebagai tribute bagi film-film horror lain yang dianggap sebagai masterpiece di ranah perfilman horror. Salah satunya adalah Behind the Mask: The Rise of Leslie Vernon yang merupakan tribute bagi sub genre slasher horror. Bila anda pencinta sub genre horror yang satu ini, Behind the Mask merupakan suatu sajian yang sangat sayang untuk anda lewatkan. Meski terkesan amatiran dan low budget secara visual, film horror yang satu ini mampu menyajikan plot yang matang dengan twist yang cukup brilian.  

Film ini menyoroti sepak terjang tiga orang kru film dokumenter dalam usaha mereka untuk mendokumentasikan kehidupan sehari-hari Leslie Vernon, seorang pemuda yang bercita-cita untuk menjadi the next slasher legend layaknya Jason Vorhees atau Michael Myers. Tiga orang kru tersebut selalu mengikuti kemanapun Leslie pergi. Leslie juga selalu membagi rencananya ketika ingin melakukan pembunuhan pada tiga orang kru tersebut, lengkap dengan berbagai detail mengenai rencana pembunuhan. Apa yang awalnya terkesan main-main dan menyenangkan, berubah menjadi teror mengerikan ketika Leslie semakin tenggelam dalam obsesinya untuk menjadi pembunuh berantai ternama dan ketiga orang kru tersebut semakin terperangkap dalam obsesi Leslie.

Dilihat dari premisnya saja, Behind the Mask sudah sangat menarik dan cukup unik. Premis ini kemudian dikembangkan dengan sangat baik ke dalam plot yang tidak hanya menyoroti kengerian khas film slasher, namun juga mampu membedah setiap elemen yang digunakan pada sub genre yang satu ini dengan sangat menawan. Porsi humor yang dituangkan ke dalam plot juga cukup pas dan mampu dimanfaatkan secara tepat. Bila anda kebetulan menyukai The Final Girls (2015), Behind the Mask adalah sajian yang cocok untuk anda pilih sebagai tontonan ketika merayakan Halloween nanti. Silakan dapatkan filmnya di sini.      

Southbound (2015)

Belum lengkap rasanya bila dalam daftar ini saya tidak memasukkan satu antologi horror. Saya memutuskan untuk menutup daftar ini dengan Southbound, antologi horror yang bisa dijadikan alternatif tontonan saat merayakan Halloween selain franchise V/H/S dan The ABCs of Death. Berbeda dengan V/H/S yang cenderung chaotic atau The ABCs of Death yang cenderung menonjolkan sisi eksperimental, Southbound bisa dikatakan cukup ‘rapi’ dan lebih old-fashioned

Film horror ini terdiri dari lima segmen yang tidak saling berhubungan namun tetap bersinggungan dan memiliki benang merah yang sama. Setiap segmen mengangkat gaya serta tema horror yang berbeda-beda. Hampir semua elemen film horror bisa anda temukan di Southbound mulai dari occultism, home invasion, bahkan hingga makhluk misterius. 

Southbound tidak hanya menawarkan kengerian dalam setiap segmen, namun juga menyajikan horror dalam kemasan yang cukup menyenangkan. Konsep serta plot yang mengacu pada gaya yang digunakan dalam The Twilight Zone menjadikan Southbound sebagai suatu horror antologi yang dipenuhi dengan keganjilan serta momen-monen yang cukup unsettling. Satu lagi nilai lebih dari Southbound, transisi dari satu segmen ke segmen lain disajikan dengan sangat ‘halus’ sehingga berhasil membangun keseluruhan plot sebagai satu kesatuan yang solid. Antologi horror ini bisa anda dapatkan di sini.

Demikianlah rekomendasi enam film horror yang saya tawarkan sebagai tontonan ketika merayakan Halloween tahun ini. Anda bisa memilih film mana yang akan anda tonton berdasarkan preferensi masing-masing. Akhir kata, semoga di Halloween tahun ini kita bisa kembali mempererat tali silaturahmi antar umat beragama demi tercapainya suatu tatanan masyarakat yang medeni~

Wassalamualaikum Wr. Wb.

6 komentar:

  1. Hai, saya direkomendasikan teman ke blog ini karena katanya banyak film non-mainstream dibahas di sini. Kebetulan saya juga suka nyari film2 seperti itu dan baru aja bikin blog film juga, baru 3 bulanan umurnya, namanya Gubuk Sinema, jadi serasa ada temennya :-) Suka deh sama film-film yang dibahas di sini. Makasih banyak buat beberapa rekomendasi keren yang ada di sini ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, mba putri~
      terimakasi suda berkunjung. saya tadi juga sempet ngintip blog mba putri sebentar hhe hhe film film yang dibahas bagus bagus cara ngebahasnya juga ena~

      Hapus
  2. CIEEEEE MAS DON PUNYA FENS CIEEEEE

    BalasHapus
    Balasan
    1. udaaaah~ bikin kerajinan tangan rajut aja sanaaa~

      Hapus